Menjadi Unsur Penyatu




Apa yang menjadi perhatian ukhti?...maka menulislah, maka berkaryalah...gunalah sebaik mungkin peluang yang ada...

Bila bercakap mengenai hijrah...unsur kesatuan adalah sesuatu perkara yang tersangat penting!..ia mudah untuk diperbuat...

Tetapi ada unsur2 yang memecahkan!

Teringat kata2 sindiran seorang ahli forum ketika hari qurban yang lepas di surau ..

“Ada yang sibuk membaiki jalan, lepas beberapa hari ada pulak yang memecahkan jalan”

Ketika satu ketika kita berniat untuk memperbaiki ukhuwah yang tercalar...ada nya syaitan yang bekerja menghasut kita!untuk merasai kita adalah pembela ukhuwwah...dan yang lain adalah manusia yang tidak bijak berukhuwwah...

Sering perkara ini ditekankan pada diri ana dan zauj...kita adalah orang yang menyatukan sebenarnya bukan yang memecah belahkan... Sangat merugi bagi diri ana ketika usrah/halaqah itu bukan lagi inti tarbiyah...di mana kita meletakkan rasa peri pentingnya pengurusan/pembinaan usrah?..USrah/halaqah itu membina orang2 yang menyatukan...

Situasi A:

” Si ukhti itu anak halaqahnya tidak bisa berbicara pun dengannya,anaknya berbicara dengan ana masalahnya. Ukhti itu tidak bijak menyikapi anak-anak halaqahnya. ”...

Di satu situasi B:

“ukhti ana mintak tolong antnna mendekatinya utk berbicara dengan lebih dalam, ana lemah ukhti.”

“inshaallah, ukhti ana bantu”

“jazakilah ukhti”

Terkadang dakwah itu roboh sendiri di tangan-tangan kita...

Moga allah mengampuni kita..menjauhlah kita dari bisikan syaitan yang menjadikan setiap apa yang ‘buruk’ dari kita itu sangat indah dan cemerlang...

Jauhilah kami dari disbukan dengan sikap saling caci mencaci...

Petikan Fatwa Syaikh Bin Baaz

” .....Bukankah dalam hal-hal seperti ini Rasulullah SAW selalu berkata :

“Mengapa ada orang-orang yang mengatakan begini dan begitu?”

Maka yang ingin aku nasehatkan kepada ikhwah (saudara-saudaraku) yang melecehkan kehormatan para da’i dan menghina mereka supaya bertobat kepada Allah SWT dari apa-apa yang pernah dituliskan oleh tangan-tangan mereka atau diucapkan oleh lidah-lidah mereka yang telah ikut andil dalam merusak hati dan perasaan sebagian pemuda Islam, memenuhinya dengan rasa iri dan dengki, menyibukkan mereka dengan gunjing-menggunjing, membahas tentang fulan dan fulan, memaksakan diri untuk mencari-cari kesalahan orang lain yang akhirnya memalingkan mereka dari menuntut ilmu yang bermanfaat dan berdakwah di jalan Allah SWT.

Aku juga menasehati mereka agar menebus (kaffarah) kesalahan yang mereka lakukan dengan cara menulis atau lainnya, untuk membebaskan diri mereka dari perbuatan seperti ini dan menghilangkan pemikiran-pemikiran salah yang telah tertanam dibenak sebagian orang yang sering mendengarkan pembicaraan mereka, berikut mengalihkan perhatian mereka kepada amal-amal produktif yang mendekatkan diri mereka kepada Allah SWT dan bermanfaat bagi hamba-hambaNya. Aku juga menasehati mereka agar berhati-hati untuk tidak tergesa-gesa dalam menyebutkan hukum kafir, fasik atau bid’ah kepada orang lain tanpa bukti dan kejelasan, karena Rasulullah SAW bersabda :

“Barang siapa yang berkata kepada saudaranya sesama muslim wahai kafir maka makna kata itu pasti berlaku bagi salah seorang di antara mereka berdua” (Mutafaqun ‘ala shihatihi).

Secara syar’i adalah tepat bagi para dai dan penuntut ilmu yang menemukan kesulitan dalam memahami perkataan sebagian ulama ataupun selain ulama, untuk merujuk dan bertanya kepada para ulama yang berkompeten, agar mereka mendapatkan penjelasan yang gamblang, memahami subtansi masalah dan menghilangkan segala keragu-raguan dan syubhat yang ada pada diri mereka, seperti yang disabdakan oleh Rasulullah SAW:

“Dan apabila datang kepada mereka suatu berita tentang keamanan atau pun ketakutan, mereka lalu menyiarkannya. Dan kalau mereka menyerahkannya kepada Rasul dan Ulil Amri di antara mereka, tentulah orang-orang yang ingin mengetahui kebenarannya (akan dapat) mengetahuinnya dari mereka (Rasul dan Ulil Amri). Kalau bukan karena karunia dan rahmat Allah kepada kamu, tentulah kamu mengikuti syetan, kecuali sebagian kecil saja (di antara kamu)” (Annisa’ : 83)

Semoga Allah SWT –yang hanya kepada-Nya kita meminta- memperbaiki keadaan umat Islam seluruhnya, menyatukan hati-hati mereka dan memberikan taufiq-Nya kepada para ulam dan para da’i untuk selalu melakukan hal-hal yang diridloinya, bermanfaat bagi hamba-hambaNya, menyatukan konsep mereka di atas petunjuk-Nya, menghindarkan mereka dari pemicu-pemicu perpecahan dan pertentangan, serta menjadikan mereka sebagai pembela kebenaran dan pemberantas kebatilan.

Sesungguhnya hanya Allah SWT yang sanggup dan mampu melakukannya.

Abdul Aziz bin Abdullah bin Baaz

Ketua Umum

Dewan Riset Ilmiah, Fatwa, Dakwah dan Bimbingan Islam Kerajaan Saudi Arabiyah”

pictures credit to: pts


Leave a Reply

Salam semua.. Silakan memberi komen anda di HALAQAH BORNEO (HB).. Kami ucapkan Jazakumullah atas segala komen anda.. Moga ada manfaat bersama.. Sentiasa menuju Ridha illahi dalam setiap amal kita..